Rabu, 12 Oktober 2011

Social Networking

Definisi Social Networking
Social networking (jejaring sosial) sekarang sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Jejaring sosial adalah kegiatan menjalin hubungan dengan orang lain melalui media sosial sites / situs jejaring sosial yang ada di internet. Bisa diakses di mana saja, kapan saja dan oleh siapa saja.
Keinginan untuk jejaring sosial lahir dari kebutuhan dasar manusia yang pada dasarnya memang sudah terkonfigurasi secara biologis untuk bersosialisasi. Kita semua ingin untuk bertatap muka dengan orang lain, berbagi satu sama lain, merasa  terkoneksi, dan aspek-aspek lainnya dari kehidupan sosial.
Kekuatan Jejaring Sosial
Kekuatan jejaring sosial ada pada motivasi setiap penggunanya untuk berbagi pikiran, ide, ataupun pendapatnya. Berbagi di media sosial itu pada hakikatnya sama seperti mengirim sms ke ratusan orang atau yang disebut juga dengan broadcasting. Dan poin yang paling krusial di sini adalah, orang-orang yang bisa melihat apa yang kita share adalah orang-orang yang memang sudah dari awalnya ada niat untuk berhubungan dengan kita!
Bandingkan dengan usaha broadcasting konvensional seperti radio dan tv. Orang-orang yang melihat/mendengar iklan yang diputar memang luar biasa banyaknya. Tapi pertanyaannya, berapakah dari segitu banyaknya orang yang sebenarnya berminat ? Dan kalaupun ada minat, sebenarnya minatnya untuk apa? Untuk sinetron yang sedang diputar, atau untuk iklan-iklan selingannya?
Orang-orang di friendlist kita adalah orang-orang yang perduli dan ingin tahu tentang kita. Ini adalah sekumpulan orang yang memiliki minat yang kuat dan jelas akan diri kita dan hal-hal yang berhubungan dengan kita. Dan karenanya, atensi yang diberikan untuk kita jelas lebih tinggi dibandingkan yang diberikan untuk orang yang bukan di friendlistnya. Mereka secara sukarela menyimak apa yang kita sampaikan. Dan karenanya kemungkinan mereka untuk merespon jauh lebih besar. Dari situlah hubungan antara kita dan mereka tercipta dengan mudah.
Penyebaran secara luas dan cepat adalah properti dasar jejaring sosial. Orang sangat suka berbagi. Dan yang sangat mencengangkan adalah, seberapa cepatnya sebuah informasi bisa  menyebar. Hal tersebut didukung oleh fitur-fitur yang disediakan oleh situs-situs jejaring sosial misalnya : ReTweet untuk Twitter, Share untuk Facebook, dan Social Bookmarking. Dengan fitur-fitur tersebut informasi bisa menyebar luas ke satu dunia dalam hitungan menit. Fitur yang disediakan ditambah dengan sifat berbagi dan keinginan untuk mendapatkan reputasi adalah turbin penggerak utama dari tenaga jejaring sosial. Ini bukan main-main.
Media sosial sebagai marketing tool
Media sosial berkembang dengan sangat pesat, mulai dari yang  sifatnya komunikasi (blog, social networking, forum), multimedia (photo, audio video sharing), kolaborasi (wiki, social bookmarking), review, hingga hiburan (game online), semuanya berkembang dengan sangat pesat.  Twitter, Facebook, Koprol, Plurk, Digg, menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari – hari di jagad maya.
Media sosial ibarat virus yang menyebar dengan cepat, media sosial juga sudah menginfeksi brand – brand yang dulunya belum berminat untuk memaksimalkan media sosial. Semakin banyak saja brand yang terjun ke media sosial, mengingat pentingnya media sosial ini sebagai marketing tool. Bayangkan saja, sekarang banyak brand yang melakukan promosi & pemasaran via Facebook, Twitter, dll.
Hal ini disebabkan meledaknya pengguna media sosial, dan perusahaan tidak mau menyia-nyiakan peluang ini untuk menggaet target pasar. Bahkan banyak juga brand yang membentuk departemen tersendiri untuk memaksimalkan media sosial ini.
Melalui media sosial ini juga dapat dibangun relationship antara brand dan pelanggan & target pasar. Brand-brand semakin menyadari bahwa mereka dapat melakukan interaksi aktif dengan pelanggan melalui media sosial. Brand bisa mengobservasi apa saja yang menjadi keinginan dan kebutuhan pasar, untuk kemudian menjawabnya dengan produk/layanan yang sesuai. Bayangkan berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan oleh brand tersebut jika mereka harus melakukan riset tanpa bantuan media sosial.
Fase selanjutnya adalah membangun komunikasi dengan komunitas yang sudah terbentuk tadi, intinya adalah bagaimana mengelola komunitas tadi, tidak ada gunanya memiliki komunitas di media sosial jika tidak bisa mengelola mereka. Solid tidak nya komunitas brand tadi akan menjadi tolak ukur pendapatan brand di internet business.
Pengaruh media sosial terhadap keputusan untuk membeli
Tahukah anda bahwa Facebook &  Twitter sangat berpengaruh bagi konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli atau tidak sebuah produk ? Sebuah studi menyebutkan bahwa : seorang follower atau fans sebuah brand akan lebih suka untuk membeli produk ataupun service dari brand yang mereka follow tersebut. Selain itu, follower dan fans tersebut akan dengan senang hati akan merekomendasikan brand dan produknya ke teman – teman mereka.
Penelitian yang dilakukan oleh Chadwick Martin Bailey dan iModerate Research Technologies mengatakan bahwa 67% konsumen lebih menyukai membeli produk dari brand yang mereka di Twitter dan 51% lebih suka membeli produk dari brand yang mereka ikuti di Facebook. Selain itu sebanyak 79% konsumen lebih suka merekomendasikan produk tersebut via Twitter, sedangkan di Facebook hanya 60%.
Melihat kenyataan ini, sebaiknya memang brand sudah harus memikirkan untuk memasukan media sosial kedalam agenda promosi mereka, dan memaksimalkan media sosial tersebut.
Mengukur hasil Media sosial
Cobalah kunjungi twitter.com anda dan search Indomie misalnya. Atau Telkomsel. Atau mungkin yang lebih down to earth, kebab turki. Atau mungkin, produk atau merk, atau brand anda sendiri. Anda kemungkinan akan dibuat terkejut dengan hasilnya. Karena kenyataannya banyak sekali orang yang membicarakan tentang bisnis anda di twitter yang memiliki pengguna hanya 2 juta user di Indonesia. Bagaimana dengan facebook yang penggunanya saat ini 7 kali lipat ? Apakah anda yakin 100% bahwa  bisnis anda tidak sedang dibicarakan oleh mereka?
Dengan sosial media kita bisa mempromosikan situs web atau campaign yang sedang dilakukan. Dan cara ini cukup ampuh untuk menghasilkan traffic yang tinggi kepada link yang ditujukan ke salah satu situs web. Selain itu keunggulannya lagi, metode promosi melalui sosial media ini berbiaya rendah dengan dampak yang sangat baik, atau istilah marketingnya, “low cost, high impact”.
Dan yang perlu diperhatikan lagi adalah bagaimana kita bisa mencipatakan efek virus pada content yang akan disebar. Dengan cara content tersebut disebar melalui message instant seperti yahoo messenger atau blackberry messenger atau status di Twitter yang akan bermuara di fan page facebook dan juga nantinya akan dirujuk ke microsite atau website yang sudah ada. Sehingga untuk mereka yang belum mengenal situs web kita, kemudian mulai mendatanginya. Dan jika isi web kita bermanfaat, tanpa rasa ragu mereka akan merekomendasikannya kepada teman-teman mereka.
Sosial media adalah berbasis komunitas. Artinya, tingkat keakraban sesama anggotanya sangat tinggi, dengan demikian jika content yang disebar merupakan sesuatu yang bersifat ’seru’ atau bermanfaat maka dengan sendirinya akan cepat tersebar.
Setelah melakukan hal tersebut di atas, hal lain yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mengukur efektifitas dari media sosial marketing tersebut.
Salah satunya adalah dengan cara mengetahui seberapa banyak member yang dihasilkan dari fan page di facebook yang sudah dibuat serta jumlah member dari follower di Twitter. Dengan demikian setidaknya mereka para member mengetahui segala aktivitas dan informasi yang diberikan, dan selain itu juga dapat  meningkatkan brand awareness dari brand yang sedang dipromosikan.
Rangkuman
Media sosial dapat menjangkau target market yang lebih banyak dalam waktu yang lebih singkat. Sesuai dengan fungsinya untuk “mengumpulkan” teman, informasi yang disampaikan melalui media sosial akan cepat menyebar dari teman ke teman, ke temannya teman, ke teman temannya teman, dan begitu seterusnya.
Dengan strategi yang tepat, perusahaan dapat memperoleh amplifikasi yang besar. Kesimpulan ini muncul dari hasil pengamatan terhadap beberapa statistik website brand. Beberapa brand yang memiliki media sosial dan diolah dengan strategi yang tepat menghasilkan performa website yang lebih baik (kuantitas + kualitas) dibanding brand yang hanya menggunakan website (tanpa media sosial). Hal ini merupakan fakta yang menunjukan betapa pentingnya media sosial dalam sebuah online campaign.
Melalui media sosial ini juga dapat dibangun relationship antara brand dan pelanggan & target pasar. Brand-brand semakin menyadari bahwa mereka dapat melakukan interaksi aktif dengan pelanggan melalui media sosial. Brand bisa mengobservasi apa saja yang menjadi keinginan dan kebutuhan pasar, untuk kemudian menjawabnya dengan produk/layanan yang sesuai.
Sosial media adalah berbasis komunitas. Artinya, tingkat keakraban sesama anggotanya sangat tinggi, dengan demikian jika content yang disebar merupakan sesuatu yang bersifat ’seru’ atau bermanfaat maka dengan sendirinya akan cepat tersebar. Setelah melakukan hal tersebut, hal lain yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mengukur efektifitas dari media sosial marketing tersebut. Tidak ada gunanya memiliki komunitas di media sosial jika tidak bisa mengelola mereka. Solid tidak nya komunitas brand tadi akan menjadi tolak ukur pendapatan brand di internet business.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar